Rabu

NESO Promosikan Studi di Belanda Bagi Civitas Unpad

NESO Promosikan Studi di Belanda Bagi Civitas Unpad

[Unpad.ac.id, 9/11/2011] Saat ini begitu banyak kesempatan terbuka lebar bagi mahasiswa Indonesia untuk studi di luar negeri, salah satunya di Belanda. Negeri yang biasa disebut dengan “Negeri Kincir Angin” tersebut merupakan salah satu negara yang paling banyak dipilih mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studinya. Di sana ada lebih dari 1.500 program studi internasional (berbahasa inggris). Berbagai kemudahan juga dapat dirasakan, asalkan Anda mau mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai studi di Belanda.
Salah seorang peserta menyimak brosur studi di Belanda (Foto: Lydia OA)*
Amaliya, drg., MSc Salah seorang staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad berbagi pengalamannya. Ditemui seusai acara “Presentasi Studi dari Netherlands Education Support Office (NESO) Indonesia” di Executive Lounge, Gedung 2 Kampus Unpad Jln. Dipati Ukur No.35 Bandung, Rabu (9/11).  Amaliya mengatakan bahwa begitu banyak kemudahan yang pernah ia rasakan ketika melakukan studi masternya di Universiteit van Amsterdam pada 2004 silam.
“Mulai dari mendapatkan letter of Admission (LoA), mendapatkan beasiswa, sampai dengan kemudahan mendapatkan jurnal-jurnal internasional dan kegiatan-kegiatan penelitan,” jelas Amaliya yang kemudian menyelesaikan studinya pada 2006 di Academisch Centrum Tandheelkunde Amsterdam (ACTA) atau pusat pendidikan kedokteran gigi Amsterdam.
Acara “Presentasi Studi dari Netherlands Education Support Office (NESO) Indonesia” yang diselenggarakan oleh Kantor Bagian Kerja Sama Unpad ini dibuka dan dipandu langsung oleh Direktur Kerja Sama, Ramdan Panigoro,dr., PhD. Hadir perwakilan dari NESO Indonesia yang menyampaikan sejumlah peluang untuk dapat studi di Belanda. Tidak hanya itu, presentasi lebih menarik dengan ditayangkannya video mengenai kehidupan sosial, masyarakat, dan lingkungan studi di negara tersebut.
Dalam presentasinya, Perwakilan NESO Indonesia Dede Harland menyampaikan bahwa sama seperti di Indonesia, di Belanda ada tiga jenis program, mulai dari Bachelor (Masa studi 3-4 tahun), Master (Masa studi 1-2 tahun), dan PhD (Masa studi 4 tahun).
“Mengenai persyaratan, mahasiswa Indonesia tidak perlu khawatir karena tidak perlu menguasai bahasa Belanda terlebih dahulu. Ada lebih dari 1.500 prodi internasional di negara ini. Maka salah satu yang perlu disiapkan adalah TOEFL/IELTS,” kata Harland. Tidak lupa, calon mahasiswa juga harus mendapatkan surat penerimaan dari universitas yang ingin dituju.
Lalu bagaimana dengan beasiswa? Harland menyatakan bahwa tersedia sejumlah beasiswa yang dapat dimanfaatkan, seperti Netherlands Fellowship Programme, Dikti Scholarship – PhD Special Channel, Dikti – The co-shared Joint Research Grant Program, dan Scholarship from Dutch Universities. “Tidak hanya beasiswa dari pemerintah Indonesia, Pemerintah Belanda juga menyediakan sejumlah beasiswa bagi mahasiswa asal Indonesia,” jelasnya.
Kembali pada pengalamannya saat studi di Belanda, Amaliya menyatakan bahwa dirinya adalah salah satu penerima beasiswa dari pemerintah Belanda, yaitu StuNed Scholarship Programme. Seusai presentasi berlangsung, dosen ini didatangi sejumlah mahasiswa yang hadir untuk melakukan konsultasi mengenai teknis pendaftaran atau register dan bagaimana caranya dengan mudah mendapatkan beasiswa.
“Memang waktu itu, FKG Unpad sudah pernah mengadakan kerjasama penelitian dengan ACTA tahun 1997. Ini memudahkan saya untuk mendapatkan surat penerimaan dari universitas bersangkutan. Namun bagi yang belum punya pengalaman sama sekali, tips dari saya adalah Anda harus menyamakan penelitian yang akan dilakukan dengan yang sudah ada di sana,” kisah Amaliya.
Ia juga berbagi tips bahwa untuk mendapatkan LoA tidak harus kenal terlebih dahulu dengan promotor di universitas yang ingin dituju. “Bisa juga langsung daftar ke Universitas dengan menghadiri pameran-pameran pendidikan Study in Holand yang diadakan pemerintah Belanda melalui organisasi-organisasi seperti NESO,” tutupnya. *

http://www.unpad.ac.id/archives/48671

1 komentar:

  1. Setelah lulus Master, 4 tahun kemudian saya melanjutkan program PhD di ACTA Universiteit van Amsterdam dengan beasiswa Netherlands Fellowship Program for PhD (NUFFIC) dan alhamdulillah saya telah lulus dan mendapatkan gelar PhD pada tgl 18 Desember 2014.

    BalasHapus

INFO KSH : SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI KSH FH UNPAD ---- INFO KSH : PELANTIKAN KSH FH UNPAD @ VILLA ISTANA BUNGA, 10-11 NOVEMBER 2012